KANALPojok Features

Menanti Nasib Sepulang Kemo ke-4, Semoga Aman

Menanti Nasib Sepulang Kemo ke-4, Semoga Aman
Bersama dr Tommy Lesmana, di RS Graha Amerta. (FOTO: Dok. Nasaruddin Ismail)

COWASJP.COM – Sepulang dari rumah sakit, biasanya saat-saat yang menyenangkan bagi pasien rawat inap. Paling tidak, bisa kumpul kembali bersama keluarga di rumah. Atau sakitnya sudah membaik, sehingga cukup rawat jalan. 

Paling tidak, bisa tidur nyenyak di rumah bersama anak dan cucu. 

Tapi beda dengan pasien yang pulang setelah menjalani kemo. Pulang ke rumah, merupakan saat-saat yang mendebarkan. Saat yang paling genting baginya.

Mengapa? 

BACA JUGA: Kemo ke 4 Dilayani Perawat Cantik dan Cerdas​

Sebab, rasa sakit itu bukan pada saat kemoterapi di rumah sakit. Kemoterapi hanyalah infus untuk memasukkan obat di dalam tubuh pasien. Dan, tidak merasakan apa-apa. 

Kecuali masuknya cairan infus yang keras itu. Lalu dibilas dengan cairan infus biasa. Agar masuk ke pembuluh darah. 

 Pasien pun bisa tidur. Bisa berdiri dan jalan di sekitar tempat tidur. Termasuk ke kamar mandi. Juga boleh olahraga ringan agar fisik tetap kuat.

Tapi yang paling mendebarkan adalah setelah pulang ke rumah. Sebab, di rumahlah nasib itu dirasakan. Setelah dua atau tiga hari, bahkan seminggu baru ada reaksi dari kemoterapi itu. 

BACA JUGA: Kemo Ronde Ketiga​

Yang dialami pun berbeda antara satu sama lain. Tergantung kondisi tubuh pasien. Dengan derita yang berbeda-beda pula.

Ada yang mengaku tidak merasakan apa-apa. Menter-menter (baik-baik) saja. Tapi ada juga yang menderita. Sampai berhari-hari.

Saya, misalnya. Kemo pertama hanya mual-mual. Bagaikan orang hamil. Bahkan sampai muntah. Bila berhadapan dengan makanan, bagaikan melihat racun.

Itu saya alami setelah tiga hari pulang dari rumah sakit. Tiga hari pula mual-mual. Lumayan. Tidak makan tiga hari. Membuat badan langsing. Tidak perlu diet segala perut langsung kempis.

BACA JUGA: KO di Ronde Kedua​

Beda lagi pada kemo kedua. Ini betul- betul tersiksa. 10 hari mulut tak berfungsi. Tidak bisa makan dan minum. Terpaksa susu dimasukkan lewat hidung. Yang lazim disebut sonde.

nasaruddin.1jpg.jpgSetelah menjalani kemoterapi ke-4. (FOTO: Dok. Nasaruddin Ismail)

Kalau orang Nusa Tenggara Timur (NTT), sonde itu artinya tidak. Tapi saya, iya untuk hidup.

Akibat mulut tak berfungsi terpaksa tidur di Mayapada Hospital, lima hari. Baru mulut berfungsi kembali. Alhamdulillah.

BACA JUGA: Semalam di Graha Amerta Menjalani Serial Kemo

Ronde ketiga, lain lagi yang saya alami. Pertama sulit ke belakang. Lalu murus yang disertai dengan sakit perut. Yang tiada tara sakitnya.Tiga hari pula lamanya.

Berhasil di atasi setelah ke rumah sakit pula. Minum obat tiga kali sehari. Baru bisa diatasi. Bila belum  berhasil, dokter memberikan obat keras. Agar perut tak terasa sakit. Alhamdulillah, obat yang keras itu tidak saya sentuh karena sakit perut itu pun reda.

Saat ini hari-hari ketidakpastian. Menanti reaksi kemo ronde keempat. 

Namun, hari pertama saya jalan kaki. Hanya sekadar meluruskan kaki. Hari kedua, lumayan.  3500  langkah yang dilampaui. Mulai dari rumah keliling kompleks Barata. Lanjut sampai ke timur. Kompleks perumahan Gunung Anyer.

Hari ketiga saya lalui dengan tidur. Karena perut, rasanya kurang enak. Semoga tidak terjadi reaksi apa-apa.

Mohon doanya. Agar saya bisa lalui dengan aman. 

Sambil menunggu kemo ke lima pertengahan Juni 2025. Karena saya tak pernah tepat waktu sesuai jadwal. Akibat reaksi kemo yang baru dijalani. Dan ke 6 dijadwalkan pada awal Juli 2025. (*)


Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

  • Terpopuler

  • Tidak ada Berita lainnya!