KANALPojok Analisis

Setelah Green Energy Melewati MATI SURI

Setelah Green Energy Melewati MATI SURI
Foto: Istimewa

COWASJP.COMKalau proposalmu yang telah disetujui klien berhenti di tengah jalan, jangan putus harapan. Siapa tahu, lima tahun kemudian, rencanamu menjadi kenyataan. Saya mengalaminya, hari ini.

***

LIMA tahun lalu, saya menawarkan proyek penulisan kisah tiga orang desa yang merintis karier sebagai instalator solar panel. Antonius Weno, chairman PT ATW Solar, perusahaan green energy yang mempekerjakan ketiga karyawan itu  langsung setuju. Ia memang memerlukan media yang bisa menginspirasi para siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) agar mau mendalami teknik elektro agar bisa menjadi teknisi instalator solar panel. 

Namun COVID-19 yang berlarut-larut membuat rencana itu harus dikubur dalam-dalam. Apalagi, person in charge proyek tersebut meninggal dunia akibat COVID-19. Saya sendiri pada saat yang sama lebih banyak tinggal di Grobogan, Jawa Tengah.

Lima tahun lalu, tidak banyak siswa SMK yang tertarik untuk bekerja sebagai instalator solar panel. Maklumlah, proyek green energy berbasis solar panel waktu itu memang masih jarang. Kalau pun ada, skalanya kecil-kecil: Kelas rumahan. Karena itu, prospek kariernya menjadi tidak jelas. 

Meski demikian, Weno punya pandangan berbeda. Pengusaha yang lama bekerja di perusahaan otomotif itu yakin, green energy akan menjadi bisnis menarik pada masa depan. Kalau lima tahun lalu solar panel belum dilirik, hal itu karena sumber energi fosil dinilai masih ekonomis. 

Untuk memperoleh tenaga teknisi, ATW Solar akhirnya bekerjasama dengan lembaga pendidikan di Jember, Jawa Timur, yang mengelola SMK. Intinya: Lembaga ini bertanggung jawab untuk membuka jurusan elektronika. Sedangkan ATW Solar bertanggung jawab memperkaya pengetahuan dan ketrampilan siswa agar menjadi instalator solar panel siap pakai sekaligus merekrut mereka menjadi karyawan.

Prediksi Weno ternyata benar. Demand solar panel meningkat di mana-mana. Permintaan tidak hanya datang dari konsumen rumahan, melainkan juga dari perusahaan dan pemerintah. Lima tahun lalu, ATW Solar hanya memiliki tiga instalator solar panel. Sekarang, ketiganya telah memimpin divisi dengan karyawan ratusan orang. Ternyata dengan jumlah teknisi sebanyak itu, ATW Solar masih keteteran. 

Maka Weno tiba-tiba mengontak saya siang tadi. Ia kirimkan artikel pendek yang pernah saya tulis sebagai pengantar proposal buku, lima tahun lalu. ‘’Apakah proposal ini masih bisa dilanjutkan?’’ tanya Weno.

‘’Itu tulisan saya lima tahun lalu. Kok Bapak masih menyimpannya?’’ tanya saya.

‘’Tulisan ini sengaja saya simpan, agar tidak terhapus dari handphone. Saya mau proposal ini dilanjutkan lagi, karena saatnya sudah tiba,’’ kata Weno.

Berikut kutipan lengkapnya:

Kisah Tiga Pemuda Desa Meraih Mimpi

Tiga orang desa itu ibarat sedang naik jet coaster. Mereka sedang memacu adrenalin untuk meraih mimpi besar melalui proyek pembangunan pembangkit listrik independen bertenaga surya. 

Proyek itu menghasilkan daya setara 3MWp (mega watt peak). Untuk ukuran daya listrik, angka itu tidak besar-besar amat. Tetapi untuk pembangkit listrik tenaga surya, angka tersebut sudah lumayan. 

Apalagi pemesannya tiga perusahaan swasta nasional besar. Dua perusahaan farmasi. Satu perusahaan distribusinya. Ketiga perusahaan itu satu grup. Semua berkantor di Cikarang.

Tiga anak muda itu masing-masing adalah Cholis, Ashif, dan Adim. Mereka anak-anak petani yang terpilih masuk ATW Solar sejak masih mahasiswa di Politehnik D3 Negri (PolTek) Jember.

Ketiga anak muda tersebut sudah bergabung dengan ATW Solar sejak masih mahasiswa. Setelah lulus, mereka sudah pengalaman menjadi PM (project manager). Awalnya dari instalasi proyek-proyek kecil kelas 0,2 MWp. Kemudian meningkat 1 MWp. Sekarang meningkat lagi menjadi 3 MWp.

Daya sebesar itu dihasilkan dari 8.570 lembar solar panel. Masing-masing panel menghasilkan 350Wp. Untuk menyelesaikan instalasi solar panel sebanyak itu, ada 10 alumni Poltek Jember generasi kedua yang dikaryakan.

Maka mimpi ketiga anak desa itu tinggal sejengkal lagi. Bila mereka berhasil menyelesaikan proyek 3MWp di tiga perusahaan raksasa nasional itu, peluang sukses mereka sudah di depan mata. Dengan pengalaman menginstalasi solar panel 3MWp, banyak pekerjaan yang butuh sentuhan mereka.

Renewable energy adalah isu yang akan semakin bergaung di masa depan. Saat sumber-sumber energi konvensional semakin terbatas. Saat kesadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan semakin baik. Dan saat harga energi konvensional semakin mahal.

Saya pun serasa kejatuhan durian. Tiba-tiba diminta chairman ATW Solar untuk membuat buku. Sebagai apresiasai ATW Solar untuk tiga orang desa yang istimewa itu. 

Pikiran saya segera berputar-putar. Membayangkan sebuah corporate book yang humanis. Bercerita tentang mimpi tiga anak petani Jember yang melompat ke industri energi.

Inilah buku kedua yang akan saya kerjakan tahun 2020 dari 12 judul yang saya targetkan. Alhamdulillah.(*)


Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :