KANALPojok News

Menggugat Sistem: Integrasi Zakat dan Pajak untuk Dekolonisasi Ekonomi Indonesia

Menggugat Sistem: Integrasi Zakat dan Pajak untuk Dekolonisasi Ekonomi Indonesia
Dr. Amin Mudzakir dari Kemenko PM,Prof. Dr. H. Miftahul Huda, M.Ag. dan Prof. Dr. Muh. Nur Ichwan, M.A pada Studium Generale berjudul "Agama, Sains, dan Dekolonisasi Ilmu Sosial di Asia," yang mengguncang paradigma lama ekonomi umat di UIN Ponorogo. Fot

COWASJP.COM – Dalam momentum Hari Santri 2025, UIN Ponorogo bersama ISNU menggelar Studium Generale berjudul "Agama, Sains, dan Dekolonisasi Ilmu Sosial di Asia," yang mengguncang paradigma lama ekonomi umat. 

Acara ini menuntut penghapusan batasan mapan antara zakat dan pajak sebagai langkah revolusioner membebaskan ekonomi dari belenggu kolonial dan membuka jalan bagi kesejahteraan yang nyata dan merata.

Dekolonisasi Ekonomi: Menembus Sekat Antara Zakat dan Pajak.

Pascasarjana UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo berkolaborasi dengan ISNU Ponorogo dan ISNU Jawa Timur menyelenggarakan Studium Generale dengan rangkaian acara yang tidak hanya seremonial, tapi juga sarat muatan ekonomi strategis. 

Wakil Rektor UIN Ponorogo, Prof. Dr. H. Miftahul Huda, M.Ag., menegaskan bahwa Bulan Santri tidak sekadar symbolik, melainkan momentum untuk revolusi ekonomi keumatan lewat kegiatan seperti Bazar UMKM dan penguatan filantropi.

Potensi Zakat Rp 340 Triliun: Kunci Mengentaskan Kemiskinan Dr. Amin Mudzakir dari Kemenko PM mengungkap fakta mengejutkan: Potensi zakat nasional mencapai Rp 340 triliun—jauh melebihi kebutuhan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem sebesar Rp 19,5 triliun. 

Namun, pemisahan zakat dan pajak yang diwariskan kolonialisme menjadi hambatan besar dalam optimalisasi dana umat ini. 

Solusi? Integrasi data zakat dan pajak dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (Data SEN) demi secara tepat menyalurkan dana ke yang membutuhkan.

Mematahkan Eurosentrisme: Dekolonisasi Pikiran dan Ilmu Prof. Dr. Muh. Nur Ichwan, M.A., mengkritik akar kolonialisme yang tak hanya merampas wilayah, tapi juga memenjarakan pikiran dan pengetahuan kita. 

Mental terjajah yang mengagungkan Barat atas nilai lokal harus segera dilawan dengan pluralisasi epistemologi dan pribumisasi ilmu pengetahuan. 

Ia menegaskan bahwa kegagalan menjadikan bahasa dan falsafah lokal sebagai bahasa ilmu merupakan kemunduran dibandingkan negara-negara Asia lain seperti Jepang dan Cina.

Program Taskin: Implementasi Dekolonisasi Ekonomi di Ponorogo Bupati Ponorogo, H. Sugiri Sancoko, merespons panggilan tersebut dengan program "Taskin" (Pengentasan Kemiskinan) yang menerapkan model phentahelix, menggabungkan ilmu pengetahuan, pemerintah, masyarakat, dan sektor usaha untuk mengentaskan 76.000 warga miskin ekstrem di Ponorogo. 

Komitmen ini menegaskan bahwa ilmu pengetahuan harus berakhir pada aksi nyata di lapangan, bukan hanya karya akademis. (*)


Pewarta : Imam Kusnin Ahmad
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :