KANALPojok News

RMI NU Jatim Bantah Eksploitasi Santri dan Bantuan di Pesantren Al-Khoziny

RMI NU Jatim Bantah Eksploitasi Santri dan Bantuan di Pesantren Al-Khoziny
Wakil Sekretaris PW RMI NU Jawa Timur, Ahmad Firdausi, ( tengah )dalam diskusi/pertemuan di Kantor TV9, Surabaya, Kamis 2/10 2025. Foto: IstImewa

COWASJP.COM – Pengurus Wilayah (PW) Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) atau Ikatan Pesantren di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur membantah adanya eksploitasi santri dan bantuan di Pondok Pesantren (PP) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jatim.

"Tidak ada eksploitasi santri di Al-Khoziny (seperti dibilang netizen), karena tradisi roan (kerja bakti) itu ada di semua pesantren, bukan cuma Al-Khoziny," kata Wakil Sekretaris PW RMI NU Jawa Timur, Ahmad Firdausi, dalam diskusi/pertemuan di Kantor TV9, Surabaya, Kamis, 2/10 2025.

BACA JUGA: Alat Berat Sudah Disiagakan,Fase Golden Time Pencarian Korban Segera Berakhir

Didampingi Sekretaris NUcare LazisNU Jawa Timur, Moch Rofi'i Boenawi, (baju putih), ia menjelaskan "roan" itu merupakan bukti adanya gotong royong dan semangat kebersamaan di kalangan pesantren, yang kedepan perlu melibatkan tim teknis terkait bangunan/gedung.

"Kami di pesantren mempunyai tradisi ketaatan kepada guru yang luar biasa, karena kiai dan bu nyai itu 24 jam memikirkan santri, bahkan mereka yang meninggal dunia pun masih dipikirkan dengan kiriman doa melalui tahlil dan doa bersama," katanya.

BACA JUGA: Update Evakuasi Korban Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Total 5 Santri Meninggal​

Tidak hanya itu, RMI Jatim juga membantah informasi tentang adanya eksploitasi bantuan oleh pengasuh pesantren, karena pengasuh hanya "wasilah" (jembatan). "Tidak ada eksploitasi bantuan itu, semuanya disalurkan pengasuh kepada korban dan masyarakat serta keluarga korban, karena kami mendampingi semua proses dalam musibah ini," katanya.

Bahkan, keluarga pengasuh pesantren juga tersebar di beberapa rumah sakit untuk membantu santri yang dirawat hingga sembuh dan dipulangkan. "Kemarin (1/10), keluarga korban yang dari Bangka Belitung juga dibantu proses kargo jenazah dan pemulangan, tapi keluarga korban menolak, karena ikhlas dan pesantren dinilai lebih membutuhkan untuk rehabilitasi/evakuasi," katanya.

Hal yang sama juga ditegaskan Sekretaris NUcare LazisNU Jawa Timur, Moch Rofi'i Boenawi, yang juga alumni PP Al Khoziny. "Sejak Selasa (30/9), PBNU, PWNU, dan PCNU melalui Lazisnu dan RMI sudah melakukan mitigasi di lapangan untuk wali penyintas dan juga di beberapa rumah sakit, bahkan kami juga mendampingi pengasuh pesantren ke rumah sakit dan rumah korban," katanya.

Terkait mitigasi di lapangan, pihaknya sudah membuka dapur umum untuk keluarga korban, petugas, dan pengunjung. Pihaknya juga sudah membuka posko pengaduan dan donasi. Hingga Kamis (2/10), donasi masyarakat lewat Lazisnu sudah terkumpul Rp160 juta dan didistribusikan ke korban dan proses mitigasi di lapangan.

"Hari ini (2/10) mulai ada evakuasi dengan alat berat. Kemarin (1/10) ditemukan lima korban hidup dan dua korban meninggal, anehnya mereka sholat berjamaah di tengah timbunan reruntuhan, jadi korban meninggal sekarang sudah lima orang. Kalau korban selamat dan dirawat sudah 100 santri lebih," katanya. (*)


Pewarta : Imam Kusnin Ahmad
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :