COWASJP.COM – Mudir Ali Idarah Aliyyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN) Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa, M.Si., M.Hum mengajak para Jamaah JATMAN khususnya dan para pengamal tarekat di Indonesia untuk melakukan Himayatul Daulah atau melaksanakan tanggungjawab (peran) kebangsaan dan kenegaraan.
“Himayatul Daulah, artinya kita melaksanakan tugas dan tanggungjwab kita sebagai warga negara dengan cara menjaga ketentraman masyarakat dan melindungi negara serta pemerintahan dari berbagai ancaman eksternal maupun internal untuk memperkokoh keutuhan Bangsa Indonesia,” ujar Prof.KH Ali Masykur Musa disela-sela kegiatan Pelantikan Idarah Syu’biyah JATMAN Kota Blitar di Pesantren Al-Muhsin dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Syekh Bahauddin Naqshabandi di Pendopo Sasana Adhi Projo Pemerintah Kabupaten Blitar, Ahad 21 September 2025.
Menurut Kiai Ali panggilan akrabnya, kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini sangat dinamis dan dihadapkan pada berbagai persoalan yang kompleks. Sehingga peran serta dan tanggungjawab seluruh elemen bangsa, khususnya para pengamal tarekat sangat dibutuhkan. Sehingga dalam menghadapi ancaman dan tantangan, saat ini tidak lagi hanya menjadi tugas dan tanggung jawab negara semata.
Ancaman dan tantangan tersebut, menurut Prof Ali, juga sangat dipengaruhi oleh konstalasi politik global saat ini yang terus bergerak dinamis dimana lanskap geo politik global saat ini tidak lagi unipolar atau kekuatan perpusat pada satu negara yang mendominasi, akan tetapi sekarang ini adalah era multipolar.
Dimana tidak hanya negara Amerika Serikat dan sekutunya (Eropa Barat) yang menjadi aktor utama dalam mempengaruhi sistem politik internasioanl. Tetapi, juga muncul negara-negara lain yang berpengaruh dalam panggung politik internasional, seperti China, Rusia, India, Iran, Turki, Pakistan dan juga Indonesia.
Masalah perang dagang atau Trade WAR yang dikumandangkan oleh negara Amerika Serikat sebagai contohnya. Kebijakan AS tersebut, tentu berdampak langsung kepada Indonesia dan juga negara lainnya. Implikasinya tentu tidak hanya pada aspek ekonomi, namun juga menimbulkan gejolak sosial akibat dari dampak ekonomi yang tidak baik-baik saja karena perang tarif.
“Kita harus membantu pemerintah atau negara dalam menciptakan situasi masyarakat yang aman, damai, dan kondusif. Sehingga dengan demikian, program-program pemerintahan dapat berjalan dengan baik dan aspirasi masyarakat dapat diwujudkan, khususnya, mengurangi kesenjangan sosial ekonomi dan mewujudkan tujuan berbangsa dan bernegara” ungkap Ketum JATMAN yang biasa dipanggil Kiai Ali.
Tujuan berbangsa dan bernegara yang dimaksud, sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945, meliputi melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Sebagaimana diketahui, “Himayah daulah” secara harfiah berarti “perlindungan negara”. Istilah ini merujuk pada konsep perlindungan atau pemeliharaan terhadap suatu negara atau pemerintahan, sering kali dalam konteks negara yang menjalankan hukum dan ajaran Islam (Daulah Islamiyah). Dalam konteks yang lebih luas, “himayah” berarti perlindungan secara umum, dan “daulah” berarti negara atau pemerintahan.
Dalam pandangan ulama NU, dikenal tiga himayah yakni himayatul ummah (peran keumatan), himayatuddin (peran keagamaan), dan himayatud daulah (peran kebangsaan). Peran penting ini harus dilakukan warga NU dan khususnya Jama’ah JATMAN.
Selain pelantikan, agenda Mudir ‘Ali adalah menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Syekh Bahauddin Naqshabandi di Pendopo Pemerintah Kabupaten Blitar.
Prof KH Ali Masykur Musa Pelantikan Idarah Syu’biyah JATMAN Kota Blitar di Pesantren Al-Muhsin Kota Blitar,Ahad 21 September 2025. Foto Ist.
Pada kesempatan itu, Mudir ‘Ali mengajak para jama’ah JATMAN khususnya dan para pengamal tarekat di Indonesia untuk melakukan Himayatul Daulah atau melaksanakan tanggung jawab (peran) kebangsaan dan kenegaraan.
“Himayatul Daulah, artinya kita melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita sebagai warga negara dengan cara menjaga ketenteraman masyarakat dan melindungi negara serta pemerintahan dari berbagai ancaman eksternal maupun internal untuk memperkokoh keutuhan Bangsa Indonesia” pesannya di hadapan jama’ah.
Menurutnya, kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini sangat dinamis dan dihadapkan pada berbagai persoalan yang kompleks. Sehingga peran serta dan tanggung jawab seluruh elemen bangsa, khususnya para pengamal tarekat sangat dibutuhkan. Sehingga dalam menghadapi ancaman dan tantangan, saat ini tidak lagi hanya menjadi tugas dan tanggung jawab negara semata.
Ancaman dan tantangan tersebut, menurut Prof. Ali, juga sangat dipengaruhi oleh konstalasi politik global saat ini yang terus bergerak dinamis dimana lanskap geopolitik politik global saat ini tidak lagi unipolar atau kekuatan terpusat pada satu negara yang mendominasi, akan tetapi sekarang ini adalah era multipolar.
Dimana tidak hanya negara Amerika Serikat dan sekutunya (Eropa Barat) yang menjadi aktor utama dalam mempengaruhi sistem politik internasioanl. Tetapi, juga muncul negara-negara lain yang berpengaruh dalam panggung politik internasional, seperti China, Rusia, India, Iran, Turki, Pakistan dan juga Indonesia.
“Kita harus membantu pemerintah atau negara dalam menciptakan situasi masyarakat yang aman, damai, dan kondusif. Sehingga dengan demikian, program-program pemerintahan dapat berjalan dengan baik dan aspirasi masyarakat dapat diwujudkan, khususnya, mengurangi kesenjangan sosial ekonomi dan mewujudkan tujuan berbangsa dan bernegara” ungkap Prof. Ali yang juga mantan Ketum Pimpinan Pusat ISNU ini.
Dalam pandangan ulama NU, dikenal tiga himayah yakni himayatul ummah (peran keumatan), himayatuddin (peran keagamaan), dan himayatul daulah (peran kebangsaan). Peran penting ini harus dilakukan warga NU dan khususnya Jama’ah JATMAN.
Sementara itu berdasarkan Surat Keputusan Idarah Aliyyah JATMAN Nomor : 058.SK-JATMAN.I-A.1-A.01.07.2025, Susunan Pengurus JATMAN Idarah Syu’biyyah JATMAN Kota Blitar:
Mustafaḍ
Rais : Kiai Imam Nawawi
Katib : K.H. Fahrurrozi, BA
Anggota : K.H. Ali Mustofa
Anggota : Kiai Darwis
Anggota : H. Rokhani
Ifaḍiyyah
Rais: K.H. Bukhori
Wakil Rais: K.H. Kusnuri, S.Pd
Anggota: H. Iswan Jefri Zakaria
Anggota: Kiai Ahya Rosyid
Anggota: Kiai Umam Rofi’i
Katib: Sugeng Arifina
Wakil Katib: Aris Budi Jatmiko, S.Sos
Anggota: Iwan Hariyanto
Anggota: Toni Suhartono
Anggota: Sutarno
Imḍaiyyah
Mudir: Drs. H. Moh. Ahadiyanto
Wakil Mudir: Drs. H. Agus Purwanto
Anggota: H. Nurudin
Anggota: Choliq Mawardi
Anggota: Imam Syafi’i
Sekretaris: Imam Muslih
Wakil Sekretaris: M. Rizal Habibi
Anggota: Rafif Irfan
Anggota: Pitoyo
Anggota: Slamet
Aminus Shunduq: H. Muhammad Sodik
Anggota: M. Alwi Basori
Anggota: Wahyudi.(*/ika)