KANALPojok News

Waka Komisi I, Dave Laksono: Pidato Presiden Prabowo di PBB Pertegas Peran RI di Kancah Global

Waka Komisi I, Dave Laksono: Pidato Presiden Prabowo di PBB Pertegas Peran RI di Kancah Global
Dave Laksono (Foto: istimewa)

COWASJP.COM – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno Laksono atau Dave Laksono menilai, pidato perdana Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Umum Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, sangat penting. Dave menyebut pidato itu sebagai momentum mempertegas peran Indonesia di panggung global.

"Kehadiran Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum ke-80 PBB merupakan langkah strategis yang sangat penting, baik secara simbolik maupun substantif. Setelah lebih dari satu dekade ketidakhadiran Presiden RI di forum tertinggi diplomasi multilateral dunia, pidato ini menandai kembalinya Indonesia ke panggung utama global dengan posisi yang lebih tegas dan proaktif," ujar  Dave kepada wartawan, Minggu (21/9/2025).

Dave Akbarshah Fikarno Laksono, nama lengkapnya memandang, kehadiran Presiden Prabowo menegaskan komitmen Indonesia terhadap perdamaian dunia hingga keadilan global. Apalagi, kata Dave, Pak Prabowo dijadwalkan berpidato di urutan ketiga setelah Presiden Brasil dan Presiden Amerika Serikat yang menunjukkan tingkat perhatian internasional terhadap Indonesia.

"Sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI yang membidangi hubungan luar negeri dan diplomasi, saya memandang bahwa momentum ini dapat dimanfaatkan untuk menegaskan komitmen Indonesia terhadap prinsip-prinsip multilateralisme, perdamaian dunia, dan keadilan global," kata Dave.

"Apalagi, Presiden Prabowo dijadwalkan berbicara di urutan ketiga setelah Presiden Brasil dan Presiden Amerika Serikat-sebuah posisi yang menunjukkan tingkat perhatian dan ekspektasi internasional terhadap Indonesia," imbuhnya.

Dave menyebut kehadiran Presiden Prabowo menjadi momen bersejarah karena mengulang jejak diplomasi sang ayah, almarhum Prof. Sumitro Djojohadikusumo. Diketahui, Alm. Prof. Sumitro pernah memimpin delegasi Indonesia di PBB pada 1948 -1949.

"Lebih dari itu, pidato ini juga memiliki dimensi historis yang kuat. Presiden Prabowo mengulang jejak diplomasi sang ayah, Prof. Sumitro Djojohadikusumo, yang pada era 1948-1949 turut memperjuangkan pengakuan kedaulatan Indonesia melalui jalur diplomasi di PBB. Ini bukan sekadar nostalgia, tetapi penegasan bahwa diplomasi Indonesia memiliki akar yang dalam dan visi yang berkelanjutan," kilah putra  Menpora Agung Laksono di Kabinet BJ Habibi ini.

Politikus Golkar ini berharap pidato mantan Menhankam ini nanti tidak hanya menyuarakan kepentingan nasional, tetapi juga membawa pesan solidaritas global, khususnya konflik Palestina. Kata Dave, forum PBB adalah tempat yang tepat untuk memperkuat peran Indonesia.

"Kami di Komisi I DPR RI berharap agar pidato Presiden nanti tidak hanya menyuarakan kepentingan nasional, tetapi juga membawa pesan solidaritas global, khususnya dalam isu-isu krusial seperti konflik Palestina, perubahan iklim, dan reformasi tata kelola dunia. Indonesia memiliki peran strategis sebagai jembatan antara Utara dan Selatan, Timur dan Barat, dan forum PBB adalah tempat yang tepat untuk memperkuat posisi tersebut," harapnya.

"Semoga pidato ini menjadi awal dari babak baru diplomasi Indonesia yang lebih aktif, inklusif, dan berpengaruh di tingkat global," pungkasnya.(*)


Pewarta : Imam Kusnin Ahmad
Editor : Erwan Widyarto
Sumber :