KANALPojok News

Produsen Sedotan Singkong dapat Penghargaan

Produsen Sedotan Singkong dapat Penghargaan
Michael Lie (kiri) dari PT Kharisma Plastikindo menerima penghargaan dari Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono. (Foto: Erwan W)

COWASJP.COMBOGOR: Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendrapriyono mengaku senang sekali berada di tengah-tengah petani singkong Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Selain bisa menghirup udara yang bersih dan menikmati gemericik air yang bersih, juga bisa bersama orang-orang yang memikirkan lingkungan. 

Petani singkong memikirkan lingkungan? Ya. Ada 300 petani yang bergabung dalam Kelompok Tani Setia. Mereka mendapat pendampingan dari Greenhope Indonesia. Tidak hanya sekadar menanam singkong untuk ketahanan pangan tetapi juga menjadi solusi untuk lingkungan. 

"Ini hebat. Yang dipanen bukan hanya urusan perut tetapi menjadi solusi untuk lingkungan," ujar Diaz yang lantas memancing petani yang hadir dengan pertanyaan. 

"Coba ada yang tahu nggak, jadi apa singkong ini setelah diolah?" tanya Diaz sambil menunjuk petani perempuan di sisi kiri 'saung' yang jadi panggung. 

"Jadi sedotan!" teriak seorang ibu. 

"Terus manfaat sedotannya apa?" pancing Diaz. 

"Mudah terurai!" jawab ibu itu disahut teriakan "benar" dari hadirin dan Diaz. "Itu ambil hadiahnya, kacang di sebelah," seloroh Wamen disambut gerrr. 

Suguhan acara di Saung milik Kelompok Tani Setia ini memang kacang rebus, singkong rebus, dan hasil bumi lain yang diletakkan di atas tambir.  

Begitulah keakraban Wamen Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono bersama para petani. Saat itu ia hadir di acara pemberian penghargaan "Certificate of Green Achievement, From Roots to Market: The Birth of Indonesia's Bioplastic Industry".  

Penghargaan diberikan kepada sejumlah pihak yang telah mendorong tumbuhnya ekosistem penggunaan materi ecoplas berbasis cassava (singkong) yang berkontribusi pada ekonomi sirkuler bioplastik. Penghargaan diberikan oleh Koalisi Pemantau Plastik Ramah Lingkungan Indonesia (KPPL-I) dan Gerakan Plastik Akal Sehat untuk Indonesia (PASTI). 

Para penerima penghargaan ini di antaranya PT Kharisma Plastikindo yang telah mengekspor sedotan cassava ke Jepang. Kemudian ada PT Ecorasa yang menggunakan produk cassava untuk perlengkapan makanan. Ada produsen tisu yang kemasannya memanfaatkan cassava dan lainnya. 

Dalam kesempatan itu Diaz juga bercerita tentang makin banyaknya sampah plastik di pantai. Dia cerita soal sampah di Bali. Dikatakannya, beberapa waktu lalu ia ikut bersih-bersih di pantai Kuta. Terkumpul sampah 77 ton sampah plastik. "Pantai kok seperti TPA. Isinya sampah. Kenapa ini bisa terjadi? Karena banyak orang yang nyampah di sungai dan sampahnya masuk ke laut. Dan juga karena sampahnya plastik tidak terurai!" paparnya. 

Nah, ini berbeda dengan sedotan dan kantong cassava. Sedotan ini bisa hilang cepat. Biodegradable. Mudah terurai. Sehingga tidak akan menumpuk di laut. 

erwan1.jpg

"Makanya saya sangat senang berada di sini. Apalagi kalau semakin banyak yang pakai sedotan cassava dan kantongnya. Petaninya tidak lapar, sejahtera dan hidup tanpa sampah plastik," ujar Diaz mengakhiri sambutannya. 

Sebelum Diaz, berturut-turut memberikan sambutan sejumlah orang, wakil dari Greenhope Tommy Tjiptadjaja, wakil petani Ujang, wakil dari BPDLH Damayanti, dan wakil UNDP Nila Sari. 

Ujang menguraikan bantuan yang telah petani terima dari Greenhope. Juga seputar penggunaan pupuk organik sehingga menghasilkan produk yang sehat. "Terbukti tadi Pak Wamen berkenan mencicipi singkong mentah yang beliau cabut sendiri. Karena memang aman," ungkap Ujang. 

Sedangkan wakil UNDP Nila berharap kegiatan yang memberi manfaat tidak hanya bagi para petani ini terus dilanjutkan. "Jangan berhenti di sini!" ingatnya. (*)


Pewarta : Erwan Widyarto
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :