COWASJP.COM – Setelah menjalani operasi fitsula ani (lubang tikus mabuk), saya dapat banyak teman baru. Dari berbagai daerah. Seperti Makassar, Jakarta dan Surabaya.
Di antara mereka bahkan ada yang sudah 11 kali operasi ambeien. Namun, tak kunjung sembuh. Seperti yang dialami oleh Yudhy, asal Makassar. “Semoga Pak Nasaruddin lekas sembuh ya,” kata Pak Apong, salah satu pasien Dr Bambang memberikan semangat melalui video coll kepada saya, Rabu siang, 2/10/2024.
Pak Apong sudah berkali-kali menelepon, mendoakan serta menyemangati saya nun jauh sana.
Dokter Bambang yang baik hati ini ternyata menghimpun sejumlah pasien penderita fitsula, yang telah sembuh berkat bantuannya.
Merekalah yang saling memotivasi antarsesama pasien. Termasuk pasien baru seperti saya.
Apong, pengusaha restoran Apong di Makassar dan Jakarta -- dulu juga pernah buka di Surabaya -- mengaku sudah empat kali dioperasi.
Didiagnosis ambeien seperti saya dulu. Juga pernah dioperasi.
Sebagai pengusaha, Apong berkeinginan agar deritanya yang sudah berpuluh-puluh tahun itu segera berlalu. Karena mengganggu kehidupannya setiap hari.
Dua kali operasi di Makassar. Sekali di Singapura, dan sekali di Bangkok, Thailand.
Yang terakhir itu, jadi rujukan pasien Indonesia untuk operasi ambeien. Sehingga Apong pun ke sana.
Anehnya, pulang dari sana, ambeiennya tak kunjung sembuh. Bahkan tak seberapa lama, sudah kumat lagi.
“Saya empat kali operasi Pak Nasaruddin. Ternyata jodohnya di dokter Bambang di Surabaya,” kata Apong membesarkan hati saya. Serta mempromosikan kemampuan Dr Bambang, ahli bedah umum itu.
Saat telepon saya Rabu siang kemarin, Apong sedang di dalam mobil. Pergi memancing ke laut. Sakitnya yang selama ini ditengarai ambeien itu sudah sembuh. Setelah menjalani operasi fitsula ani.
Akan halnya dengan Marlas, salah seorang penting di Bank Mandiri, mengaku 23 tahun menderita fitsula ani. Juga didiagnosis ambeien.
Seperti halnya saya, Marlas tak keberatan namanya disebutkan dalam kaitan dengan fitsula nya itu.
“Pak Nas, ayo kita kampanyekan soal fitsula ani. Agar orang lain tidak menderita seperti kita,” kata Marlas, melalui telepon kepada saya.
Dia mengatakan, sudah 23 tahun menderita. Sudah operasi di mana-mana. Di luar negeri maupun dalam megeri. Tapi, deritanya itu tak kunjung sembuh. Bahkan dia tengah menyiapkan diri untuk operasi ke Amerika. Atas arahan temannya.
“Kok jauh sekali. Hanya untuk operasi ambeien,” kelakar Marlas.
Suatu hari, kisahnya, dia pergi golf dengan Fredy, temannya. Tampaknya, Fredy memperhatikan cara Marlas berjalan. Terlihat tidak normal.
“Anda fitsula ya?” tanya Fredy, seakan tahu betul apa yang dialami Marlas. Padahal, selama ini, Marlas hanya menduga sebagai ambeien. Operasi yang dilakukan di mana-mana itu, judulnya juga ambeien.
“Kok tau?” sahut Marlas.
“Ya tahulah,” jawab Fredy.
Lantas Fredy bercerita kalau dia juga pernah menderita hal yang sama. Dia sembuh berkat bantuan dokter Bambang, yang dikenal dokter yang suka membantu orang tak mampu ini.
Lantas dia sarankan untuk berkonsultasi dengan dokter Bambang. Nomor teleponnya pun diberikan untuk memudahkan berkomunikasi langsung.
Sejak itu, cerita Marlas, dia secara intens berkomunikasi dengan dokter Bambang. Hingga pada 2023 lalu menjalani operasi di Surabaya.
Selama sebulan dia menempati ruang VIP di RS Adhi Husada, Surabaya. Dan setelah dinyatakan sembuh, baru pulang ke Jakarta.(*)