KANALPojok Features

Nusantara Indonesia

Nusantara Indonesia
Gereja Bethany di Jalan Nginden Intan Timur I, Surabaya ditunjuk jadi tuan rumah perayaan Hari Natal Nasional 27/12/2023. (FOTO: kilasjatim.com)

COWASJP.COMSETELAH lelah bersengketa muncullah ide baru. "Silakan Gereja Bethany Indonesia jalan terus. Tapi izinkan kami mendirikan sinode Gereja Bethany Nusantara," ujar Pendeta Samuel Kesuma.

Samuel adalah ketua Sinode Gereja Bethany Indonesia kubu almarhum Pendeta Leonard Limato. Tapi dirjen Agama Kristen di Kementerian Agama masih mendukung ketua Sinode Bethany Indonesia yang diketuai Pendeta Aswin.

Di lapangan, keduanya jalan sendiri-sendiri. Samuel membawahkan 140 lebih gereja. Yang di bawah Aswin 45 gereja. Kelihatannya tidak mungkin bersatu lagi.

Samuel sebenarnya sempat lega ketika Aswin memutuskan membawa 45 gerejanya masuk sinode lain. Yakni Sinode GSKI. Yakni sinode Gereja Suara Kebenaran Injil yang berpusat di Solo. Waktu itu Aswin mengatakan merasa cocok gabung ke Sinode GSKI daripada bertengkar tidak habis-habisnya di Bethany.

Aswin adalah putra pendiri Bethany Indonesia, Pendeta Alex Abraham. Berpusat di Surabaya. Gerejanya yang besar dan anggun berdiri di Nginden, sebelah timur Wonokromo.

Di hari tuanya, Alex disingkirkan oleh putranya itu. Juga diadukan ke polisi. Alex tersisih. Gereja yang kaya raya itu sepenuhnya di bawah kendali Aswin.

Tidak sepenuhnya. Pendeta Leonard tidak setuju Bethany diwariskan ke Aswin. Pergantian kepemimpinan harus lewat Sidang Raya Sinode. Maka diadakanlah sidang itu. Leonard terpilih. Terjadilah saling lapor polisi. Leonard jadi tersangka. Alex juga jadi tersangka.

Alex pun meninggal dunia. Tak lama kemudian, di tengah Covid-19, Leonard juga meninggal dunia. Media melaporkan Aswin tidak hadir di rumah duka maupun di pemakaman sang ayah saat itu.

Sebenarnya Pendeta Leonard ingin mengubah pengurus Yayasan Bethany. Itu sesuai dengan putusan pengadilan. Yakni putusan perdamaian antara dirinya dengan Alex. Tapi perubahan itu tidak pernah bisa dilaksanakan. Setiap kali putusan pengadilan itu akan dilaksanakan selalu dihalangi. "Ada Sambo di baliknya," ujar seorang tokoh senior Bethany.

Tapi setelah Sambo tidak ada lagi, pendeta Leonard juga sudah tidak ada. Pendeta Samuel, yang menggantikan Leonard, pilih cari penyelesaian yang berbeda. Yakni pisah saja. Biarkan Aswin memimpin Bethany Indonesia. Ia mengusulkan lembaga baru: Gereja Bethany Nusantara. "Kebetulan ibu kota negara kan Nusantara," ujar Samuel.

Rasanya ide Samuel itu yang paling masuk akal. Sengketa di Bethany telah terlalu berlarut-larut. Sampai membawa nama kurang baik bagi gereja.

Menteri Agama, cq dirjen agama Kristen, rasanya perlu mengakomodasikan keinginan itu. Lalu biarkan gereja menyelesaikan sengketanya sendiri. Tiap-tiap gereja bisa menentukan pilihan: siapa yang mau di bawah Indonesia dan siapa yang mau di bawah Nusantara. Toh jumlah gerejanya cukup banyak. Sudah memenuhi syarat untuk mendirikan satu sinode sendiri.

Memang ada juga keinginan untuk memperketat persyaratan mendirikan sinode. Saat ini sudah ada 95 sinode. Kecenderungannya akan bertambah terus. Setiap terjadi perselisihan di dalam satu sinode terlalu mudah untuk bersikap lebih baik pisah. Bikin sinode sendiri. Daripada bertengkar terus.

Kepada teman-teman aktivis Islam saya pernah menjelaskan: banyaknya gereja baru jangan otomatis dinilai sebagai upaya Kristenisasi. Secara bercanda saya mengatakan ''mereka itu kalau bertengkar pilih memisahkan diri, lalu bikin gereja baru".

Tapi khusus Bethany kelihatannya tidak ada jalan lain. Biarlah ada dua sinode Bethany: Indonesia dan Nusantara.

Dengan demikian tidak ada lagi gereja yang terombang-ambing. Misalnya 15 gereja di Kaltara. Mereka Bethany tapi tidak mau di bawah Aswin. Pemda di sana hanya tahu Bethany Indonesia-nya Aswin. "Jemaat kami 15.000 di 15 gereja itu. Mereka memerlukan kepastian," ujar Samuel.

Kalau saja tidak bertengkar, sinode Bethany sudah termasuk sinode besar. Memang belum masuk 10 besar di Indonesia, tapi terkenal kaya rayanya.

Meski jumlah sinode terus bertambah tetaplah sinode terbesar adalah HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) di Sumut. Lalu Gereja Bethel Indonesia (GBI). Bethany itu bisa dianggap sempalan dari GBI.

GEMIM di Sulut dan GPM di Maluku adalah nomor berikutnya. Lalu Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB).

Banyak juga sinode berdasarkan daerah. Misalnya ada sinode Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Masih juga banyak gereja yang tidak bernaung di bawah satu sinode.

Gaya bertengkar di gereja itu macam-macam. Tapi penyelesaiannya sering sangat sederhana: nggak usah bertengkar, bikin gereja sendiri saja. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan
Edisi 20 Januari 2024: Emas Budi

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

NAMANYA JUGA MUSIBAH... Saya coba resapi kejadiannya.. Dari sisi pak BS. 1). "Too good to be true". Itu saya sadar dan merasakannya. Makanya saya datang sendiri ke Antam. Dan ketemu pimpinan Antam yang di sana. 2). Makanya saya terus beli. Saya borong sebanyak uang saya, atau uang perusahaan, yang "siap" tuk dibelanjakan. 3). Jadi di mana salah saya..? Saya bayar sesuai dokumen yang mereka buat. Dan dokumen itu datangnya ya dari kantor itu. Meski ada peran "calo" atau "broker", tapi kan dokumen keluar dari "gedung kantor resmi" mereka. Kop surat dan lain-lain juga "asli". Apalagi saya udah ketemu bos nya. 4). Saya baru mulai kalut, setelah emas yang saya terima, tidak sesuai dengan "seharusnya" sesuai yang tertera di faktur. Dan jumlahnya "ton". Padahal barangnya emas. Yang normalnya, orang beli dengan ukuran "gram".. 5). Maka saya tuntut semua orang yang sudah merugikan saya itu. Maksudnya ya supaya "kekurangan barang" segera "disusulkan"..!! 6). Yakinlah, kalau barang segera dikirim menyusul, pasti tuntutan saya batalkan. Saya tarik. 7). Ternyata, setelah orang-orang itu dihukum, kekurangan barang tetap tidak disusulkan. Padahal fokus saya ya hanya di kekurangan barang. 8). Maka saya tuntutlah Antam. Dan menang..!! 9). Tetapi, meski menang, saya tetap belum menerima kekurangan barang. Padahal, ingat, itulah fokus saya.. 10). Maka saya ajukan PKPU.. 11). Dan terjadilah yang terjadi sekarang. 12). Itulah musibah saya.. (Bersambung)

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

S A M B U N G A N... 13). Saat beli, saya "ngotot", tapi ya wajarlah. Namanya juga bisnis. Bisnis itu harus ngotot. Antusias..!! Kesalahan saya, kalau saya coba introspeksi, mungkin adalah mengapa saya tetap "ngotot", saat "menagih hak".. Padahal, saat itu, karena saya merasa, bagian "kewajiban" saya, sudah saya tunaikan. Saya benar-benar tidak tau, kalau sebenarnya "diskon" itu tidak ada. Saya dimanfaatkan untuk menutup "kekurangan cash flow" di sana. Saya tidak tau, sekarang harus ngapain.. 14) Sementara, biarlah saya diam, diam, diam. 15). Mohon doanya aja ya.. ### Saya bayangkan, saya resapi tulisan Abah. (Itulah pikiran pak BS. Dari waktu ke waktu)..

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

Pak Lagarenze Ysh.. Sebenarnya saya malu. Karena itu saya mau cerita.. Kemarin itu saya kan lagi belajar, bagaimana caranya bisa "mempaste" komentar panjang yang sudah ditulis sebelumnya. Saya opreklah aplikasi Firefox. Saya cari "add on" yang tersedia. Saya coba masukkan. Saya test juga, langsung masuk atau upload di Disway asli. Tapi di tanggal-tanggal yang sudah lewat. Setelah melalui sekian kali trial & error, akhirnya saya mengerti caranya. Sempat ada add on yang benar dan harusnya bisa, tetapi tidak bisa. Ternyata add on juga ada setingannya juga. Tapi saya sebelumnya tidak tahu. Nah, saat saya udah bisa, dab saya mau coba upload komen yang current, saya lihat ada komen Bapak. Terkait pak Abdul Hadi WM. Tanggal lahirnya, profil, dan lain-lain. Maka komen Bapak, saya copy ke "Note" saya. Terus saya tanya prof Google tentang pak Abdul Hadi WM. Kemudian bagian yang paling menarik, saya tulis di bawah copyan puisi dari komen Bapak. Selanjutnya saya bermaksud, upload tulisan yang saya tulis di bawah puisi Bapak tentang pak Abdul Hadi. Enter..!! Lha kok semua tercopy dan terpastekan. Termasuk hasil copyan dari puisi Bapak. Saya udah merasa bersalah. Maka saya perbaiki, dan upload ulang yang benar.. ### Lha kok malah yang salah itu dipilih Abah jadi "komentar terpilih". (Maafkan daku ya manteman. Juga buat pak Dahlan. Dan pak Lagarenze. Salam hormat. Salam hangat)..

Pryadi Satriana

TOO GOOD TO BE TRUE Itu juga untuk "hibah" -- bukan 'ghibah' -- 20% saham untuk Pak Boss. 'Wording'-nya ambigu, gak jelas. Kalimat pertama itu "untuk Pak Boss", tapi kalimat kedua bunyinya "untuk dikelola demi kepentingan karyawan." Yg ada di pikiran, "Kan aku yg jadi 'Pak Boss.' Kan karyawan ndhak perlu diberi saham, cukup dibolehkan kas bon untuk bayar cicilan. Kan tugas mereka memang memperkaya 'Pak Boss', seperti jg 'Pak Boss' memperkaya 'Boss Besar', sampai jemput-antar 'Boss Besar' ke bandara segala." 'Pak Boss' -- yg menurut seseorang 'suka ngathok' -- pun menemukan cara yg jitu: saham itu harus dibuat 'bancakan', dan 'Pak Boss' harus dapat bagian terbesar, biasalah: dalam 'bancakan', yg 'mbagi harus dapat bagian terbesar. Sejak Orba juga gitu! Budi Said menang lihai, tapi masih kalah lihai dg Dahlan Iskan. Budi Said pun 'buntung', tapi Dahlan Iskan tetep 'bruntung', sudah ndhak bisa digugat pidana, sudah lewat 18 th sejak RUPS tahun 2001 itu. Aman. Gak lagi bisa digugat pidana, yg gratis itu. Kalau nggugat perdata perlu biaya, pun bisa jg berlama-lama, 'sopo sing arep mbayar', lha wong omah bocor ae gak iso ndhandani, lha wong arep ketemuan karo konco2 ae kudu adol gas melon 3 kg dhisik? Cara yg 'murah' adalah dg beristigasah & bermunajat. Harapan hidup pria Indonesia 73 tahun. Wis cedhak, kalo harapan hidup yg jadi ukuran! Sopo ngerti doa2 Cowas.JP "dijawab" di saat2 terakhir. Mugo2 ae. Semoga 'Pak Boss' husnul khatimah. Rahayu.

Handoko Luwanto

Long Time No See U, Prusuh Disway Last seen 3 weeks ago : 
@Edisi:31-12-2023=Ikut Muda 
#1.Dikdik Sulthan 
#2.Peter Ang 
#3.Rindra 
@Edisi:30-12-2023=Ikut Cucu 
#4.azid lim 
#5.Djokher Djokhers 
#6.Dokter Bagus 
#7.Ronie Ernanto 
@Edisi:29-12-2023=Coblos Kapan 
#8.Abi Kusno 
#9.Alex 
#10.donwori 
#11.Eko Darwiyanto 
#12.susanto ng 
@Edisi:28-12-2023=Natal Pure 
#13.Arala Ziko 
@Edisi:27-12-2023=Makan 400 T 
#14.Endang Puspitarini 
#15.Ihsan Muchtar 
#16.mzarifin umarzain 
#17.Nurkholis Marwanto 
@Edisi:26-12-2023=Tidak Libur 
#18.Ronny Risdianto 
@Edisi:25-12-2023=Devis Tresi 
#19.Em Ha 
#20.ibnuhidayat setyaningrum 
#21.sahabat _the_best 
#22.Yunaidi Basyar 
Last seen 4 weeks ago : @Edisi:24-12-2023=Trik SGIE 
#1.Gigi Ratna 
#2.herry isnurdono 
#3.Nico Paz 
#4.Purnomo 
#5.Rikki Sitorus 
@Edisi:23-12-2023=Lempar Handuk 
#6.tiviboxsaya android 
@Edisi:22-12-2023=__Banteng Terluka 
#7.Agus Susanto 
#8.firdaus feri 
#9.Joko Sampurno 
@Edisi:21-12-2023=__Jembatan Butuh 
#10.edi susanto 
#11.Hery Purwanto 
#12.riki gana 
@Edisi:20-12-2023=Utang Emas 
#13.adi Nugraha 
#14.Jati Gutomo 
#15.Luhur Karsanto 
#16.pendatang baru 
#17.Property Property 
#18.Rinaldi Saputra 
#19.siswondo sadig 
#20.Suhan Al-Fasuruanie 
#21.Tunk B 
#22.yanto st 
@Edisi:19-12-2023=Gatal Garuk 
#23.Alvito Wildani 
#24.edhi purwanto 
#25.Herman Mallian 
#26.Maramuda Sagala 
#27.Mochamad Fachrudin 
#28.Mundir Ansori Al Fauroni 
#29.Richolas Tjhai 
@Edisi:18-12-2023=Sinuhun Breksi 
#30.Dedy Ananta 
#31.Denny Herbert 
#32.Madison Madison

Jokosp Sp

Saya seperti membaca dari berita dua koran atau mendengar dari dua TV yang berbeda kepemilikan dan dua pemilik yang berbeda dukungan ke calon presiden. Pemilik tersebut dari pemilik partai dan beda dukungannya. Lihatlah apa yang disampaikan @Priyadi Satriana dan apa yang disampaikan Pak DI. Masing-masing menyampaikan apa yang dimengerti sesuai yang diterima dari sumber berita (korban). Di kedua yang saya baca, saya tidak menemukan investigasi mendalam oleh seorang wartawan profesional seperti dulu, Tempo. Apakah mencari sumber berita cukup dari telephone atau malah hanya baca dari koran lain dan disampaikan di sini?. Untuk mencari berita, saya menggambarkan seperti seorang auditor saja yang paling sederhana. Cek semua transaksi mulai proses transfer uang, tanda terima pengiriman barang, kontrak jual belinya ( untuk mengetahui apakah benar ada diskon?). Investigasi dengan benar dilakukan ke para pihak : Budi Said, Eksi Anggraeni dan PT. Antam. Jangan kita hanya disuguhkan seperti drama yang tidak berujung. Dan pada akhirnya akan ditulis dan dibantah juga secara berseri - seri. Pembaca akan dibuat "dlahom".

Udin Salemo

sambil menunggu pemberian beras ngudud 234 dan Marlboro. itulah mental kaum gratisan. uang buat beli beras masuk apbn. bukan uang grandmaster elo2700. uang itu juga dipungut dari pajak rakyat. jadi beras itu adalah dari rakyat untuk rakyat. grandmaster pun digaji oleh rakyat.

Fiona Handoko

selamat pagi bpk djoko. numpang tanya. 3 di antara 10 mementingkan lahiriah. 3 di antara 10 mementingkan batiniah. 3 di antara 10 tidak sadar. sisanya 1 bagaimana? salam hangat utk bpk djoko & keluarga, dari kota semarang.

djokoLodang

--o-- Usai baca CHDI pagi tadi, kubuka catatan2ku secara acak, dan ketemulah renungan hari ini: ... Dalam kehidupan ini, tiga di antara sepuluh mementingkan yang lahiriah, tiga di antara sepuluh mementingkan yang batiniah. Mereka yang melewati kehidupan ini tanpa kesadaran, juga berjumlah tiga di antara sepuluh. Sesungguhnya, mereka semua itu hanya hidup pada permukaan saja. Ia yang sadar akan menerima yang lahiriah dan batiniah, kedua-duanya, dan melewati kehidupan inni tanpa rasa takut. (Lao-Tse, Tao Te Ching ayat 50, bagian pertama. Bagian kedua tertulis di bawah). Binatang liar* tidak dapat mencederainya, Senjata tajam** tidak dapat melukainya. Ia bebas dari rasa takut, Karena kesadarannya melampaui kelahiran dan kematian. ... Binatang liar (macan, rhino) dan senjata tajam*(aparat bersenjata) adalah kiasan. Maksudnya, keadaan dan kondisi-kondisi di luar diri. --0--

Udin Salemo

Ada makam sufi di Kota Konya/ Banyak pengunjung waktu siang/ Ada orang sana kambuh gilanya/ Suka "ngompol" di halaman orang/ #mantun_ngompol

Lagarenze 1301

Maaf, pendapat saya berbeda dari kebanyakan komentator. Kalau Budi Said didampingi pengacara yang bagus, saya percaya ia akan divonis bebas. Tak bersalah. Setelah membaca beberapa berkas putusan pengadilan terkait kasus Budi Said, saya beranggapan ia hanya menjalankan bisnis. Ingin meraih untung sebesar-besarnya lewat harga diskon. Tanpa melanggar aturan. Semua transaksi yang dilakukannya sah. Menggunakan dokumen resmi dari PT Antam. Meskipun transaksi itu hanya melalui butik penjualan emas, secara hukum tetap PT Antam. Budi Said memang bekerja sama dengan para pejabat butik emas di Surabaya itu. Bekerja sama dengan Eksi yang makelar itu. Mereka bekerja sama karena itu memang transaksi bisnis. Tapi, Budi Said tidak bermufakat jahat. Ia tidak merancang atau merekayasa pembelian. Ia hanya tergiur harga diskon. Dari Eksi. Yang dibenarkan oleh para pejabat butik. Dan ditransaksikan secara resmi. Sangkaan membuat dokumen palsu sumir. Semua dokumen sah dicap butik emas PT Antam. Hanya karena belakangan kantor pusat PT Antam tidak mengakui transaksi itu, maka dianggaplah transaksi itu ilegal. Dokumen itu ilegal. Saya tidak percaya Budi Said bisa membuat skenario begitu dahsyat untuk menggarong PT Antam lewat transaksi di level terendah semacam butik emas. Berani sekali. Nekat sekali. Terlebih, saya juga tidak percaya selentingan duit Rp 1,1 triliun itu diskenariokan mengalir untuk kepentingan politik. Terlalu gampang untuk dibongkar kalau seperti itu mah.

Liam Then

Pepatah lama orang Tio Ciu yang biasa hidup di pinggiran sungai terbukti lagi, ini sudah sekian kali saya posting di kolom komentar, tapi tak apa, posting lagi, untuk peringatan ke diri sendiri juga para perusuh. Bunyi asli pepatahnya : "Ho Cha Bo Phu Kau Meng Kha" Kalau di terjemahkan ke bahasa Khek : "Ho su mo phu to mun thew" Bahasa Mandarin (hasil translate Google : "好木头永远不会飘到你家门口" - Hǎo mùtou yǒngyuǎn bù huì piāo dàonǐ jiā ménkǒu Bahasa Inggrisnya : "a good wood will never float to your doorstep" Bahasa Jawanya ( terjemahan google) : " Kayu sing apik ora bakal mabur menyang ngarep lawang" Bahasa Melayunya (terjemahan saya sendiri) : " kayok bagos mane gak bise hanyot sampai depan pintu rumah" Logika perusuh Disway (yang saya lupa namanya) terkait pepatah jni ini : "Kayu bagus itu berat tentu tenggelam semua, harus nyelam baru bisa dapat, manalah bisa mengapung sampai depan pintu rumah yang ada dipinggir sungai" Logika literal saya : " kayu bagus itu ada juga yang bisa ngapung, tapi tak bisa sampai pintu depan rumah, karena sudah habis di angkut orang duluan sama orang" Pesan berulang di CHDI : "Pengusaha jangan lawan penguasa, apalagi penguasa yang pegang aturan" Pesan saya ke para perusuh : "jangan ikutan orang gila, apalagi yang gila uang, gila uang susah sembuh"

Nurkholis Marwanto

"Upaya mentok. Keluarkan senjata pamungkas, jadikan lawan tersangka. Selesai." Kalau tahu endingnya seperti itu pak budi pasti menyesal. Menuntut hak yang merasa menjadi miliknya. Sebagai pengusaha besar seharusnya juga tahu too ugly to be true. Banyak BUMN sedang menjadi sorotan. Apalagi di tahun politik. Mau ditaruh dimana muka pemerintah kalau sampai kalah. Menambah panjang daftar BUMN bermasalah.

Liam Then

"too good to be true" sebenarnya tidak cocok untuk di tempelkan ke Pak Budi Said. Pak Budi Said ini kalah dengan kebiasaan habitual, bergelimang uang sejak muda, zaman dulu sampai sekarang ,kita sudah tahu apakah yang tidak bisa diselesaikan dengan uang. Hampir semua bisa diselesaikan dengan uang. Jika kocek cukup dalam rumornya bahkan bisa buat beli kursi yang bisa kita disapa dengan awalan : "Yang Terhormat", ada hitung-hitungannya, full eksak, jika dana tidak terbatas, kursi pasti terbeli,begitu rumornya. Uang ini aneh, makin banyak kau punya, makin kau suka cari itu barang. Anehnya uang juga, makin besar jumlah itu uang kita cari, makin besar uang yang kita pertaruhkan, makin besar pula energi,fisik dan psikis, butuh kita curahkan. Pada beberapa kasus bahkan bisa sampai merusak kehidupan. Pak Budi Said yang tak pernah kekurangan sejak muda, uang berlimpah, sampai bisa ada kemampuan beli emas berton-ton, kalah oleh diri sendiri, masuk dalam jebakan unik ini, duit besar gampang, tapi lupa resikonya yang sama besar. Sekarang jari usap teralis, sudah kasep terjadi, mau apalagi, kesempatan hidup baek-baek bebas lepas diluar tanpa masalah, hilang dalam sekejap, berganti masalah besar dan resiko hidup dalam teralis beberapa tahun. Setimpalkah? Sekian pemikiran yang pernah saya baca di Disway ; "4-5 tahun ganti 40-50 milyar, setimpal lah!" Baca - baca berita mutakhir, dalam teralis uang bisa berbicara, bisa beli banyak kemudahan, jadi mungkin benar setimpal.

Jokosp Sp

Ketika ada seorang maling ( koruptor bahasa buat yang lebih besar lagi ) masuk kasus, maka mulai penyelidikan sampai benar masuk penjara ya jadi obyek pemerasan. Kata si maling "aku kapok jadi maling, habis harta bendaku". Si Istri sibuk keluarkan isi rekening dan isi brankas, sibuk lego barang buat nyogok sana nyogog sini. Masuk gerbang mbayar, antar makanan karena bosan makan jatah ya mbayar, antar baju ya mbayar. Pilih ruangan ya mbayar. Mau pakai vasilitas ya mbayar. Pakai HP harus ada ijin, ya harus mbayar. Mau ringan dari tuntutan ya mbayar. mau dapet keringanan hukuman di hari besar ya mbayar. "Kapok aku" duwidku ngge bancaan. Aku nggoleke angel malah nganti dipenjara, la kok malah ngge bancaan. As* tenan.... ngedrumel si maling. Terus aku tanya, "mau maling lagi?". Geleng geleng sambil mesem kecut...... kapok, kapok aku mung ngge bancaan. Ahhhhhh jangan-jangan cuma kapok lombok, ada kesempatan lagi ya jadi maling lagi?. Kapok. pokoknya kapok........ habis harta bendaku. Kali ini sambil mewekkkkkk.

Liam Then

Karena nama Argentina selalu jadi bahan kompor Ko Juve Zhang, saya kemaren tertarik google sejenak sebab musabab krisis ekonomi di Argentina, ternyata ada juga bersebab faktor gagal panen diantara daftarnya. Ini jadi kepikiran bagi bagi beras dengan alasan El Nino kemaren, meskipun saya dan Kang Sabar ndak dapat bagian, tapi jadi kepikiran, bagaimana kalo amit-amit massal kejadian, di India El Nino, di Vietnam, Thailand , Myanmar yang jadi sumber impor beras kita selama ini, mereka gagal panen seperti di Argentina, sampai seperti India, yang kemaren tiba-tiba keluarkan larangan ekspor beras briani, sampai menyebabkan panik beli, keturunan India di Amerika. Resiko seperti ini, mengingat tanda-tandanya yang santer, hemat saya harus benar - benar jadi pertimbangan. 54 persen penduduk Indonesia tinggal di perkotaan, itu berarti 130jt lebih jiwa. Sisanya 40an persen lebih, tinggal di pedesaan, berapa % dari 40-an persen itu yang hasil kegiatan produktifnya berupa bahan makanan a.k.a PETANI? Bisa kita bayangkan krisis besar yang menanti jika ketahanan pangan nasional kita hanya 21 hari.

Jimmy Marta

Dalam penetapan sbg tersangka dan penahanan BS, kejagung menyebut karena ada bukti surat palsu. "(Surat palsu) dibuat bersama dg sdr EA, dan oknum pegawai PT Antam yakni sdr EK, sdr AP, sdr MD. Seolah olah ada membenarkan adanya pembayaran dari Budi Said kpd PT Antam Tbk", urai Kuntadi. "Bahkan atas dasar surat tsb, tersangka mengajukan gugatan perdata", lanjut Sumedana. Menjadi pertanyaan besar, bagaimana surat palsu ini lolos pemeriksaan bertingkat tingkat. Dari PN - PT - MA sampai PK. Sebagian orang menyebut ini bukan persoalan rumit. Periksa saja semua dokumen terkait jual beli. Tapi kalau sudah memisahkan semua yg berhubungan dg customer sbg oknum memang bisa jadi rumit. Menjadi rumit apabila kepala kantor, admin dan marketing dg semua wewenangnya tidak diakui sbg tindakan institusi. Menjadi rumit jika surat yg bertanda tangan asli, stempel resmi dijadikan permufakatan jahat. #bukan pro BS #hasil analisa pribadi #hanya dari berita

Rizal Falih

Saya pernah merasa tertipu, gara-gara beli sepatu karena diskon. Pada suatu waktu di akhir tahun. Bagaimana tidak tergiur, diskonya 50%. Separuh harga aslinya. Merek sepatu olahraga dan casual yang cukup terkenal. Tentu bagi golongan menengah kebawah. Sebenernya tidak benar-benar perlu. Karena yang di rumah juga masih bisa dipakai. Tapi ya itu , karena mata tergoda, diskon besar, berhenti juga di storenya. Awalnya cuma lihat-lihat. Lalu tertarik. Model dan warnanya memang sesuai, bukan yang lagi ngetrend. Langsung liat banderol harga. Terpikirlah untuk membeli. Lumayan bisa buat gonta ganti alas kaki. Barang pun dibeli. Karena sepatu lama masih bagus dan enak dipakai. Jadi barang diskon itu pun disimpan di rak lemari. 4 bulan kemudian baru dipakai. Hasilnya, baru tiga atau empat kali dipkai, karet di alas kaki bagian bawah lepas. Sepertinya lemnya tidak kuat. Kecewa. Sejak itu, jika membeli barang diskon, saya coba cek benar-benar. Tidak asal ambil dan pilih saja. Takut kecewa lagi. Diskon memang seringkali menggoda mata. Barang yang sebenarnya tidak diperlukan pun jadi dibeli. Hanya karena beranggapan bahwa barang tersebut murah. Dalam hal berbisnis tentu berbeda. Dengan diskon besar, tentu harapanya mendapatkan untung yang besar. Dengan segala resiko yang seharusnya dipikirkan juga. Bahkan jika sampai harus berurusan dengan hukum.

doni wj

Jadi ingat pepatah di pelajaran Bahasa Jawa SD dulu.. "Asu gedhe menang kerahe" - Anjing besar menang bertarungnya. Memang berat berkonflik dg institusi negara. Yg jelas punya kewenangan. Dan kalo tidak punya kewenangan tinggal menghubungi sesama institusi negara yg punya kewenangan. Benar saja bisa disalahkan. Apalagi kalo memang salah. Sekarang tinggal BS, apakah bisa menepis tuduhan itu. Yg jelas, uang pembelian sudah dibayar di muka. Langsung ke rekening Antam. Barang juga dikirim berdasarkan uang yang sudah dibayar. Kalo Antam merasa ada kelebihan kirim, apakah BS punya kewenangan untuk menentukan berapa jumlah emas yg dikeluarkan dari gudang Antam? Analoginya. Kita lihat ada tawaran diskon celana 15% di toko Surya. Kita beli celananya. Kita bayar cash di kasir toko Surya. Ada struk pembeliannya. Tiba2 kita dijadikan tersangka karena diskon itu akal2an pegawainya. Struk itu dianggap palsu. Kalo itu yg terjadi, betapa berbahayanya kita membeli celana dengan tawaran diskon 70-80% yg setiap hari berseliweran di iklan toko Surya. Apa ya kalo toko Surya sudah memarkup harga jualnya duluan lalu kita bisa menuntut balik karena penipuan? Kalaulah ini karma BS, itu karena dia telah menyeret Eksi Anggraeni yg "hanya" perantara ke dalam bui.

Juve Zhang

Anda masih ingat Taipan yg nyimpan deposito di Bank Pemerintah tiba tiba ingin mindahkan ke bank Centu## karena ada konon godaan bunga deposito yg lebih aduhai..... dan gak lama sang Taipan "nangis" uang 2,5 T di " gondol" pemilik bank ke LN......se bodoh itukah orang yg bisa mengumpulkan uang 2,5 T bisa di "mainkan" dengan iming iming "makan gratisan" alias bunga tinggi????. Tentu sang Taipan perlu latihan drama berguru ke ahli pentas drama agar aktingnya benar benar meyakinkan Penguasa pemegang Kunci Brankas apbn.... dan BOOM !!! Berhasil uang yg konon di "gondol" maling sudah balik ke pangkuan Bapak Pertiwi.... pun yg sudah di "gondol" aman di LN sana dijaga dengan aman oleh sang "maling"...... itulah gambaran drama drama Taipan yg datang dan silih berganti..... kita saja mau naro tabungan 10 juta hati hati gak asal nyimpan di bank ecek ecek....apalagi 2,5 Ton..... wkwkwkwk..Indonesia tak kurang orang Pintar ..... cuma kurang orang yg komitmen membangun Bangsa...... sudah Tua usia negara kelakuan masih ABG.....masih doyan peswat Tua renta..... masih doyan ber drama drama ...... rakyat cukup di beri 10 kg beras..... pun itupun akan segera kembali dengan pajak motor dinaikkan ..... kalau yg terima beras punya 3 motor dan pajak naik 150 ribu per motor makan setahun sudah kembali 450 ribu ...... wkwkwkkw Grandmaster elo 2800 senyum nya polos otaknya Bukan kaleng kaleng.....too good to be true ..... gak ada gratisan .... yg ada pajak di genjot..... sambil cetak ber ton ton... mari waspada ..

Pryadi Satriana

Kenapa saya "menyerang" Pak Dahlan? Supaya Pak Dahlan memenuhi KEWAJIBAN-nya terhadap Cowas.JP! Saya mau memberi "sar" untuk Cowas.JP. Anda harus 'fight like hell' untuk memperjuangkan HAK ANDA. Caranya? SECARA BERGANTIAN PENUHI kolom komentar CHD dg komentar2 Anda, seperti yg saya lakukan. Anda bisa lebih deskriptif krn Anda punya data2nya. Gunakan itu! Kalau Anda -- wahai Cowas.JP -- tidak bisa menggugat -- yg Anda yakini "nilep" saham Anda -- berusahalah agar Anda digugat ke pengadilan. Ujung2nya sama, Anda mendapat 'hak bicara di depan pengadilan.' Gunakan itu dg sebaik-baiknya. Salam. Rahayu.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

DISIPLINNYA SOPIR TAKSI DI GUANGZHOU.. Saya sudah mengunjungi beberapa kota di China. Tetapi naik taksi baru hanya di kota Guangzhou. Saya naik taksi sebenarnya tanpa tujuan pasti. Tujuan saya hanya pingin jalan-jalan. Dan pingin foto-foto. Tetapi saat saya minta taksi berhenti sebentar tuk saya ambil foto, pak Sopir tidak mau. Katanya takut ama Polisi. Katanya lagi: "Kalau mau berhenti ya udah, udahan aja taksinya. Nanti panggil taksi lain". "Kan tidak ada Polisi..?". "Polisinya tidak ada. Tapi CCTV nya banyak". ### Ya udah. Lanjutin pakai bis saja. (Saat itu saya ditemani salah satu mahasiswa yang lagi belajar di sana).

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

54% TIM SEPAKBOLA VIETNAM, NAMANYA "NGUYEN".. MEMBACA komentar pak Doni WJ di atas atau di bawah saja, tentang banyaknya nama "Nguyen" dari tim Nasional Sepakbola Vietnam yang ditugaskan di Kejuaraan Piala Asia, mendorong saya melihat, ada "berapa" nama "Nguyen" sih di tim itu. Dan inilah nama-nama tim Vietnam itu.. 1). Filip "Nguyen-1". 2). Phan Tuan Tai. 3). Vo Minh Trong. 4). "Nguyen-2" Thanh Binh. 5). Pham Xuan Manh. 6). Bui Hoang Vietn Anh; 7). "Nguyen-3" Quang Hai. 8). "Nguyen-4" Thai Son. 9). "Nguyen-5" Tuan Anh. 10). Pham Tuan Hai. 11). "Nguyen-6" Van Tung. Ternyata ada 6 orang Nguyen, dari 11 orang. Berarti ada 54%. ### Jadi ingat.. Tahun sekian, di BPT (buku petunjuk telepon) Surabaya, yang nama depannya "Agus" ada 11 halaman. Yang surprise, dari 11 halaman nama orang Agus, ada 1 nama - yang nama belakangnya "persis nama saya": Agus Suryono. Kebetulan, saat itu beliau adalah Manager Ticketing perusahaan penerbangan "Bouraq". Dan suatu saat, kami ketemu secara fisik, bersalaman, tukar menukar kartu nama, dan ketawa-ketiwi. Ha ha ha..

Mirza Mirwan

Usai berjamaah Dhuhur Mas Sekcam menunggu saya di bibir serambi. Saya sudah menduga bahwa ia pasti akan menanyakan tanggapan saya tentang kasus Budi Said. Dan ternyata benar. "Wah saya tidak mengikuti pemberitaannya, Om. Tidak menarik buat saya," kata saya, lalu kami barenang menyeberangi halaman masjid. Saya menaruh lipatan sajadah di atas kepala. Siang yang panas. "Iya, ya, Pak," kata Mas Sekcam. "Seingat saya, sudah beberapa kali soal pembelian emas berton-ton itu diangkat ke CHD. Dan Pak Mirza tak pernah mengomentarinya." "Mantu saya dulu waktu beli emas Antam untuk mahar kena pajak 0,45%, Om, lha masa iya beli berton-ton malah dapat diskon 15%!" "Iya, ya, Pak." "Saya jadi ingat pepatah Belanda: Grote hebzucht om te oogsten draagt niet by aan het vergroten van de stapel geld." "Artinya apa itu, Pak?" "Keserakahan yang besar untuk memanen tidak akan menambah tumpukan uang." "Ya-ya-ya, ngerti saya. Seperti Budi itu, maksudnya mengejar untung jadinya malah buntung. Gitu, kan, Pak?" "Kira-kira seperti itu, Om." Kami berpisah di persimpangan karena berbeda arah.

Johannes Kitono

Kalau dilihat urutan ceritanya seharusnya Transaksi antara Antam dan Budi masuk ranah Perdata. Tapi berhubung Antam kalah dan sudah in kracht. Lawyer Antam mencari jalan dengan mempidanakan Budi. Buying time supaya tidak pailit. Sekaligus mempidanakan ex staffnya sendiri. Ini jelas melanggar etika bisnis. Kalau staf melakukan transaksi bisnis atas nama perusahaan dan sudah terjadi berulang-ulang ( 2018 ). Begitu ada dispute staf yang disalahkan dan uang nasabah mau di kemplang. Seharusnya Antam dan Budi melakukan mediasi menyangkut angka dispute tsb. Tidak usah saling menyalahkan. Dengan adanya kasus ini Antam harus intropeksi. Tingkatkan internal auditnya.Begitu juga dengan Budi. Kalau melakukan transaksi dengan institusi pemerintah. Sebaiknya ada Legal Opini dari Law Firm. Biar bisa enak tidur sesudah dapat cuan.

Lagarenze 1301

Santai sejenak. Seorang raja minyak dari Arab mengidap penyakit kanker darah yang langka. Dia menjelajahi dunia mencari donor darah yang cocok. Ketemunya pria Skotlandia. Setelah menerima donor darah, raja minyak tersebut memberikan hadiah mewah kepada pria Skotlandia tersebut, seperti mobil Ferrari, villa di tepi laut, hingga jam tangan mahal. Bagi pria Skotlandia itu, hadiah yang diterimanya sangat mencengangkan. Di negaranya, sangat jarang orang mau memberi seroyal itu. Biasanya pelit. Sampai kata Scotch pun diartikan kikir. Dua tahun berlalu, penyakit raja minyak tersebut kambuh. Butuh donor darah lagi. Dari pria Skotlandia itu lagi, yang tentu saja tidak keberatan setelah membayangkan hadiah mewah apa lagi yang bakal diterimanya. Setelah proses donor darah selesai, raja minyak menghadiahi pria Skotlandia tersebut berupa kupon makan gratis. "Baiklah, terima kasih untuk itu, tapi terakhir kali Anda sedikit lebih murah hati," kata pria Skotlandia. Raja minyak menjawab, "Ya, ya.... Tapi, itu terjadi sebelum saya memiliki darah Skotlandia di dalam diri saya."

Liáng - βιολί ζήτα

CHDI : "Meski sudah kaya raya, rupanya Budi Said masih tergiur ''gangdao'' yang menggiurkan." Kalau yang dimaksud Abah adalah "peluang bisnis untuk mendapatkan keuntungan yang segera" ---> istilah yang umum atau biasa digunakan sehari-hari oleh orang-orang keturunan Tionghoa di Indonesia, khususnya dari kalangan etnis Hokkien, adalah "kōngtóu (空頭)", biasa mereka melafalkannya "khang thâu". "kōngtóu (空頭)" atau umum dilafalkan "khang thâu" bisa diartikan sebagai "secara singkat". Entah sejak kapan maknanya bergeser menjadi "peluang bisnis untuk mendapatkan keuntungan yang segera" dan sudah menjadi istilah umum yang dipakai sehari-hari di kalangan pebisnis. Sedangkan "gangdao" dalam CHDI hari ini meskipun pīnyīn-nya tidak jelas, maknanya bisa bermacam-macam, seperti : 1. Gǎng dǎo ---> 港島 (Hong Kong Island, abbreviation for 香港島 Xiānggǎng dǎo). 2. gāng dāo ---> 鋼刀 (steel knife sword). 3. gàng dāo ---> 槓刀 (to sharpen a knife).

*) Dari komentar pembaca http://disway.id


Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :