KANALPojok Analisis

'Kang Tipu Online Gak Banyak Rayu, Langsung Gondol

'Kang Tipu Online Gak Banyak Rayu, Langsung Gondol
Muksin alias Agus Hermansyah si penipu laknat ibu-ibu muda via Facebook lanjut temu darat. (FOTO: tangerang.tribunnews.com)

COWASJP.COMIni bisa jadi riset penipuan online. Muksin (42) asal Tangerang, gagah, tampan, pengangguran. Mencari kencan wanita via online. Dari 10 wanita, delapan tertipu motor, HP, uang. Sedangkan, dua lainnya lolos tipu.

***

MUKSIN kini ditahan di Polsek Neglasari, Tangerang. Diancam melanggar Pasal 378 KUHP, penipuan. Ancaman hukuman empat tahun penjara.

Kapolsek Neglasari, Kompol Putra Pratama kepada wartawan, Jumat (24/6) mengatakan: 

"Tersangka mulai cari mangsa di Facebook sejak pertengahan Mei 2022. Dalam sebulan ia dapat kenalan 10 wanita muda. Diajak kencan semua. Delapan jadi korban penipuan, dua lolos."

FOTO ASLI

Muksin pakai nama Agus Hermansyah di akun. Fotonya jelas, gagah dan tampan. Foto asli. Tipuan online dengan foto (profile pic) palsu, sudah kuno.  Ini asli. Karena tersangka akan menemui semua calon korbannya.

Kompol Putra: "Korban yang disasar adalah ibu-ibu muda, yang status sosial di Facebook, single. Atau profil picture sendirian. Atau yang sering posting galau."

Setelah kenalan di Facebook, biasanya Muksin mengajak kencan. Di pertemuan itulah 'kang tipu' ini bekerja. Hasilnya, 80 persen sukses.

Kompol Putra merinci TKP (Tempat Kejadian Perkara) semuanya di wilayah Tangerang, berikut ini:

1) Kebon Besar. Kerugian satu unit sepeda motor Honda Supra Fit warna metalik.

2) Batu Ceper. Kerugian satu unit sepeda motor Honda Beat warna merah putih.

3) Binong. Kerugian satu unit sepeda motor Honda Beat warna biru putih.

4) Danau Cipondoh. Kerugian satu unit telepon seluler.

5) Kalideres. Kerugian satu unit telepon seluler.

6) Cengkareng. Kerugian satu unit telepon seluler.

7) Kolam Renang, Perum Duta Garden, Kecamatan Benda. Kerugian satu unit sepeda motor Honda Beat nopol B 3672 CAB.

"Kami sedang mencari korban-korban dan laporan polisinya dan sudah ada dua korban yang ketemu dan membuat laporan Polisi di Polsek Benda," kata Putra.

Satu korban, MA (36) diceritakan Kompol Putra. MA janda dua anak, suami meninggal setahun lalu. Mukim di Tambun Selatan, Cakung, Jakarta Timur. Berniat mencari suami baru. Kenalan dengan Muksin via Facebook.

Tidak banyak komunikasi, Muksin langsung ngajak kopi darat. MA oke. Disepakati lokasi temu, di mal Garden City Boulevard, Cakung, Jakarta Timur. Ini satu-satunya lokasi korban Muksin di luar Tangerang.

Sabtu 11 Juni 2022 pukul 10.00, Muksin (menamai diri Agus Hermansyah) dengan MA ketemu di mal itu. Muksin tiba duluan, naik commuter line. MA naik motor Honda Beat warna merah putih tahun 2017, Nopol B 4301 TRX.

Tanpa makan-minum, Muksin mengaku, cinta pandangan pertama. Cuma itu rayuannya. Muksin langsung mengajak MA kenalan dengan orang tua Muksin di Tangerang. MA pun oke saja. 

Berangkatlah mereka naik motor MA. Muksin yang nyetir.

Setiba di Jalan Sitanala V, Neglasari, Tangerang, Muksin menghentikan motor. Mengajak korban turun, meninggalkan motor di pinggir jalan bersama tas (isi dua HP). "Di situ rumahnya, gak jauh kok..." ujar Muksin.

Mereka jalan di gang itu. Muksin pegang kontak motor. Tak sampai 100 meter, Muksin bilang: "O ya... kunci rumahnya kuselipkan di kotak depan motor, tadi," Sambil buru-buru menuju motor.

MA menunggu sendirian. Toleh kiri-kanan, seolah mencari rumah ortu sang pujaan hati yang baru kenal. Ternyata Muksin sangat lama.

Penasaran, MA berjalan menuju ke tempat motor tadi. Sudah raib. Dia baru tersadar, ketipu. Tiga hari kemudian, Selasa, 14 Juni 2022 dia lapor ke Polsek Neglasari. 

Melaporkan Agus Hermansyah. Polisi bekerja, ternyata tersangka bernama Muksin.

Di Amerika itu disebut "Catfisher". Pemalsuan identitas secara daring. Bertujuan memikat lawan jenis dalam hubungan romantis. Disebut begitu, sebab situs kencan online terkenal di sana bernama PlentyOfFish.

Jack Levin, Co-director Brudnick Center on Violence and Conflict di Northeastern University, Amerika, dalam wawancara degan The Washington Post. 24 Agustus 2016, mengatakan:

"Romantisme, menurut definisinya cukup irrasional. Itu sebabnya, orang gampang tertipu." Maksudnya, kalau otak orang diliputi asmara, maka hal yang irrasional kelihatan seperti rasional.

Wawancara Levin dengan The Post itu bertajuk: "They met on a dating site and went bowling. It was a setup, police say, and now he’s dead".

Levin: “Sekarang lebih canggih dan lebih mudah bagi seseorang untuk berbohong, dan menipu, dan mengarang, karena mereka dapat cukup banyak mengubah identitas mereka, menjadi sesuatu yang baru."

Scammers (penipu online) kata Levin, “Adalah ahli presentasi diri. Saat Anda berurusan dengan internet, Anda tidak memerlukan sumber daya yang mungkin Anda perlukan dalam hubungan interpersonal, atau tatap muka. Tetapi di internet, yang Anda butuhkan hanyalah menjadi sangat terampil dalam menampilkan diri Anda sebagai sesuatu yang bukan diri Anda. Dan jauh lebih mudah bagi seseorang untuk melakukannya secara online.”

Dilanjut: "Tidak jelas berapa banyak orang di seluruh Amerika Serikat yang terjebak dalam apa yang disebut skema asmara, meskipun FBI (Federal Bureau of Investigation) dan FTC (The Federal Trade Commission) telah ingatkan mereka."

Dalam kasus Muksin, yang bisa dipelajari masyarakat, hanya satu: Muksin setelah bertatap muka dengan calon korban, Muksin butuh sedikit waktu menipu. Agar calon korban berposisi agak jauh dari barang (motor) yang diincar Muksin. Lalu, barang digondol. 

Karena kewaspadaan inilah dua wanita yang diajak kencan Muksin, lolos dari penipuan. Yang berarti, merujuk paparan Jack Levin, dua wanita itu tidak terbius romantisme, yang bisa menjadikan irrasional. (*)


Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :